Penulispro.com - Proses menjalani biduk rumah tangga, tentu tidak selalu berhiaskan madu. Ada konflik rumah tangga dan solusinya yang seakan menjadi bumbu pernikahan.
Pada awal pernikahan, rasanya klop saja, semuanya serba indah. Konflik rumah tangga dan solusinya serasa tidak mungkin dialami.
Namun, pada tahun-tahun berikutnya, mulai muncul konflik rumah tangga dan solusinya. Seakan ada kesenjangan pada diri masing-masing. Sebenarnya apa yang terjadi?
Konsep Sekufu
Ketika memutuskan untuk menikah, sebuah keputusan yang teramat vital. Pastinya setiap pasangan telah yakin dengan pilihannya.
Dan, menurut Rasulullah saw, sekufu atau setara minimal dalam pernikahan terkait dien atau agama.
Selebihnya, baik itu harta, keturunan, fisik, intelektual, atau lainnya adalah kondisi ideal yang diharapkan.
Maka, ketika telah menikah, suami atau istri merasa ada beberapa hal yang sepertinya tidak match lagi, atau perbedaan harapan makin kentara, inilah awal mesti dilakukannya perbaikan. Upgrade dalam relasi suami istri pun sangat diperlukan.
Kesenjangan Rumah Tangga
Jika ditelusuri, ada beberapa indikasi yang menunjukkan mulai adanya kesenjangan perasaan dalam hubungan rumah tangga, di antaranya minim komunikasi dengan pasangan.
Atau komunikasi mulai tidak nyambung. Lebih nyaman berdiskusi dengan lingkungan eksternal daripada dengan suami atau istri sendiri.
Bisa jadi, hal ini terjadi karena tingkat intelektualitas yang berbeda, atau tingkat pemahaman yang berbeda, tertinggal pada salah satu pasangan.
Gejala lainnya adalah menganggap masalah yang terjadi secara parsial, atau problem masing-masing pasangan, bukannya masalah bersama.
Bisa jadi karena kurang pandai menata empati pada pasangannya.
Dan, biasanya alih-alih menyadarinya dan berupaya mencari solusi, malah bingung, cemas, sedih, dan berpendapat sudah tidak cinta lagi.