Syeikh Burhani kemudian menerimanya sebagai murid.
Dia pun memulai babak baru dalam hidupnya, yaitu sebagai (santri) penuntut ilmu.
Lelaki ini belajar Al-Ajurumiyah (kitab gramatikal bahasa Arab), menghafal sejumlah matan, dan seterusnya.
Hari demi hari dia lewati dengan kesibukan menuntut ilmu agama. Sampai kemudian, Allah Ta’ala menakdirkannya menjadi seorang ulama terkemuka di Damaskus.
Dia adalah Syeikh Abdurrahman Al-Haffar.
Keluarganya pun setelah itu menjadi para pecinta ilmu. Yang terakhir adalah Syeikh Abdurrazzaq Al-Haffar. Salah satu ulama besar di Kota Damaskus.
Hidupnya hati itu dengan ilmu, karena itu perhatikanlah ilmu. Matinya hati itu dengan kebodohan, karena itu jauhilah kebodohan.
Ada pun sebaik-baik bekal adalah ketakwaan, karena itu perbanyaklah bekal takwa.
Inilah pesan dari kisah pentingnya menuntut ilmu. Semoga kita dapat mengambil manfaatnya.
Artikel Terkait
Ilmu Islam: Kenapa Allah Menamakan Dirinya Allah? Ini Dia Asal Kata Allah
Ilmu Islam : Mengingat Kembali Perjanjian dengan Allah Sebelum Lahir
Ilmu Islam: Yang Perlu Kamu Tahu Ada 3 Kejadian Ketika Nyawa Dicabut
Ilmu Islam: 5 Tempat di Al-Qu’ran yang Masih Menjadi Misteri
Ilmu Islam: Ini Dia Kesibukan Para Malaikat di Bulan Ramadhan, Ayo Beramal Sholeh!