Penulispro.com - Salah satu tradisi di zaman Utsmani saat Ramadhan tiba adalah Mahya. Begitu Ramadhan tiba, deretan bola lampu digantung di antara menara-menara masjid membentuk pesan tertentu atau ayat-ayat Al-Qur’an.
Lampu mahya, tradisi di zaman Utsmani saat Ramadhan tersebut dahulu dinyalakan dengan menggunakan minyak zaitun. Tradisi ini dipopulerkan oleh Sultan Ahmad I.
Sultan mengundang para seniman sebelum pemasangan bola-bola lampu. Mereka mendesain sketsa penataan bola-bola lampu.
Baca Juga: Mau Tahu Keistimewaan Puasa Ramadhan Dibanding Puasanya Umat-umat Terdahulu?
Selanjutnya, bola-bola lampu disusun menggunakan tali, mengikuti sketsa yang telah dibuat. Dengan bantuan katrol, bola-bola lampu tadi dinaikkan dan dipasang di antara menara-menara masjid.
Menjelang waktu berbuka puasa, bola-bola lampu mahya dinyalakan. Siapapun yang melihatnya akan takjub dengan keindahan dan pesan yang tertulis di sana.
Lampu mahya mengandung pesan yang cukup mendalam dari Sultan. Yakni menyemangati umat Islam untuk berlomba-lomba beramal saleh selama Ramadhan.
Sultan menyeru umat Islam untuk banyak bersedekah dan beramal saleh lainnya agar di akhir Ramadhan, mereka mampu meraih gelar takwa sebagaimana tujuan disyariatkannya puasa Ramadhan.
Menariknya lagi, pembuatan lampu mahya ini ternyata menjadi profesi turun temurun di zaman Utsmani. Seorang ayah akan menurunkan keahlian tersebut pada anaknya, begitu seterusnya.
Selama bulan Ramadhan, para seniman bekerja untuk pemasangan bola-bola lampu mahya. Mereka memanfaatkan waktu di sisa bulan berikutnya untuk meningkatkan keahlian dan kreativitas mereka dalam pemasangan bola-bola lampu mahya.
Tradisi di zaman Utsmani saat Ramadhan ini terus dipertahankan hingga sekarang. Namun saat pandemi tahun lalu, pesan-pesan yang disampaikan bukan lagi seputar Ramadhan.
Selama pandemi, untuk pertama kalinya deretan bola lampu mahya menyerukan pesan terkait pentingnya perlindungan kesehatan.
Bola-bola lampu mahya menjadi warisan peradaban Islam yang sungguh luar biasa dan layak dilestarikan. Bagaimana, Anda tertarik melihat langsung bola-bola mahya di menara masjid-masjid Turki?
Artikel Terkait
Ilmu Islam: Kenapa Allah Menamakan Dirinya Allah? Ini Dia Asal Kata Allah
Perilaku Kedermawanan dalam Islam, Sedekah layaknya Buah yang Manis dan Lezat Rasanya
Bagaimanakah Cara Rasulullah Saw Bersantap Sahur? Umat Islam Perlu Tahu Agar Puasa Menjadi Berkah
Ini Dia Rekomendasi Nama Orang India Islam Perempuan yang Memiliki Makna Khusus
Hubungan Islam dan Ilmu Pengetahuan Tentang Mata: Bukan Mata Yang Bisa Melihat, Tetapi Cahaya Allah!