Penulispro.com - Kopi minuman para ulama sufi memiliki filosofi yang cukup dalam. Kopi menemani para ulama sufi menghidupkan malam-malam mereka.
Menurut sejarawan Nur Fajarudin, kopi minuman para ulama sufi ini merupakan warisan peradaban Islam yang diakui dunia. Sejarah kopi berawal dari Ethiopia.
Pada waktu itu, seorang penggembala Muslim di Ethiopia bernama Kaldi menggembalakan kambing-kambingnya. Menjelang sore hari, kambing-kambing tersebut tetap semangat setelah memakan buah dari tanaman perdu.
Akhirnya Kaldi mencoba merebus buah tanaman perdu tersebut lalu meminumnya. Dia pun merasakan efek bersemangat dan menghilangkan rasa kantuk.
Dari Habasyah (Ethiopia), kopi kemudian menyebar ke Yaman. Pada masa itu, antara Yaman dengan Habasyah sudah terjalin hubungan yang sangat erat.
Di Yaman, kopi menjadi minuman kegemaran para ulama sufi. Mereka meminum kopi ini dengan tujuan sangat mulia, untuk menghidupkan malam-malam mereka dengan zikir dan Qiyamul Lail.
Kopi kemudian dengan cepat populer sampai ke Makkah. Kedai-kedai kopi banyak berdiri di sana.
Budaya minum kopi tersebar luas ketika musim haji tiba. Dari Makkah, kopi menyebar ke Mesir dan Syam.
Di era kebangkitan Utsmani, kopi mulai menyebar di Anatolia. Kopi pun menjadi salah satu minuman terkemuka di Turki hingga hari ini.
Baca Juga: Eks Guru Honorer Sebut “Maneh” Ke Ridwan Kamil, Begini Penjelasan Budayawan Sunda Kang Dedi Mulyadi
Di Anatolia, kopi minuman para ulama sufi ini juga digemari janissary, pasukan elit Utsmani. Pasukan janissary yang dibentuk di era Muhammad Al-Fatih ini memang dekat dengan ulama sufi.
Kopi kemudian menyebar ke Austria secara tidak sengaja di era Sulaiman Al-Qanuni. Ketika itu, pasukan Sulaiman Al-Qanuni mengepung Wina namun gagal.
Mereka meninggalkan berkarung-karung kopi yang menjadi salah satu logistik perang. Orang-orang Austria menemukan karung-karung kopi itu dan menyangka bubuk mesiu.
Beberapa pedagang Italia di sana mengetahui biji-biji kopi tersebut kemudian menyeduhnya. Dari sinilah, kopi minuman para ulama sufi ini menyebar ke Austria dan Eropa.
Artikel Terkait
Tahukah Jika Dengki dalam Islam Hukumnya Begitu Menghinakan Dunia Akhirat? Ini Obatnya!
Catatan Kematian Fir’aun menurut Islam, Kisah Ini Menguaknya
Ilmu Islam: Kenapa Allah Menamakan Dirinya Allah? Ini Dia Asal Kata Allah
Perilaku Kedermawanan dalam Islam, Sedekah layaknya Buah yang Manis dan Lezat Rasanya
Bagaimanakah Cara Rasulullah Saw Bersantap Sahur? Umat Islam Perlu Tahu Agar Puasa Menjadi Berkah