Kesalahan Mengajarkan Puasa Pada Anak, Orang Tua Wajib Hindari!

Penulispro.com - Mengajarkan puasa kepada anak sejak usia dini memang perlu. Tetapi, terkadang tanpa disadari justru orang tua melakukan kesalahan fatal. Orang tua wajib menghindari hal tersebut.

Jangan terlambat mengajarkan puasa kepada anak. Tidak sekedar memerintah anak berpuasa karena tuntunan agama. Namun bagaimana melatih mental anak sehingga tumbuh ‘pengetahuan’ (baca: kesadaran) bahwa puasa itu penting.

Diungkapkan Dewi Permatasari, S.Pd, Psikolog asal Malang, Jawa Timur, usai Seminar ‘Smart Parenting’ di Batu, Senin (20/3), bahwa dalam konteks psikologi, puasa itu soal mindset.

Artinya, jika mengajarkan anak berpuasa maka fokusnya harus pada pola pikir anak memahami makna puasa Ramadhan itu.

4 Kesalahan Sering Dilakukan

Orang tua sering melakukan hal berikut ini. Perlakukan atas dasar rasa sayang atau tidak tega tersebut, tanpa disadari justru menjadi kesalahan saat mengajarkan anak berpuasa.

1. Boleh puasa setengah hari

Dalam Islam tidak ada puasa setengah hari. Para orang tua, dengan pertimbangan melatih anak berpuasa sering membolehkan anak-anak puasa setengah hari.

Hal ini bisa menjadi simalakama di kemudian hari. Anak akan memahami, puasa Ramadhan itu boleh setengah hari apalagi jika ‘tidak kuat’ hingga waktu berbuka.

Ini kesalahan yang telah kaprah. Mestinya, berbuka puasa di siang hari, hanyalah sekedar meringankan beban anak selama latihan puasa.

Misalnya, setelah makan siang hari, orang tua harus tegas menyatakan agar anak kembali puasa hingga waktu berbuka sebenarnya.

Memberikan pemahaman bahwa berpuasa itu mulai Subuh hingga Magrib menjadi penting. Dan jika usia anak telah baligh, maka wajib penuh seharian berpuasa.

2. Hadiah berupa uang

Tanpa sadar, beberapa orang tua memberikan hadiah berupa uang kepada anak jika mau berpuasa. Ini hal patut dihindari. Jangan menciptakan motif uang atau hadiah barang lainnya dalam berpuasa.