Penulispro.com - Tahlil kubro dalam area makam setiap menjelang Ramadhan telah menjadi tradisi, terutama di masyarakat Jawa. Masyarakat berbondong-bondong datang secara bersamaan ke area makam dan membaca tahlil dipimpin ulama setempat.
Tidak ada catatan pasti, sejak kapan Tahlil Kubro dalam area makam setiap menjelang Ramadhan ini dilakukan.
Tetapi melihat sisi positif yang dimunculkan, tradisi tahlil kubro ini terus berlangsung hingga kini, terutama di masyarakat Jawa.
Kolaborasi Budaya dan Agama
Dalam salah satu jurnal terbitan Universitas Islam Negeri (UIN) Surabaya, Prof. Dr. Nur Syam, M.Si pernah menulis bahwa perilaku tahlil di Tanah Jawa merupakan gagasan para Wali Songo untuk menyebarkan Islam.
Zaman Pra Islam di Tanah Jawa, apabila ada orang meninggal selalu dilakukan tradisi ‘lek-lek’an (begadang) di rumah keluarga yang ditinggalkan.
Baca Juga: Aneka Sajian Berbahan Dasar Kolang-Kaling yang Lezat untuk Hidangan Berbuka Puasa, Wajib Dicoba!
Begadang tersebut berlangsung hingga tujuh hari bertujuan menemani dan menghibur anggota keluarga yang ditinggalkan.
Dengan ‘lek-lek’an’ diharapkan keluarga yang ditinggalkan terhibur, tidak merasa kesepian, dan tidak terus larut dalam kesedihan.
Setelah datangnya Islam ke Tanah Jawa dibawa Wali Songo, budaya ‘lek-lek’an’ pun tidak serta- merta dihilangkan. Tetapi dikolaborasikan dengan membaca kalimat tayyibah, tahlil, dan bacaan doa lainnya.
Sejak itulah tradisi begadang di rumah duka selama 7 hari, perlahan diisi dengan doa-doa menurut ajaran Islam. Dan Wali Songo pun mengembangkan hingga ada tradisi haul 40 hari, 100 hari, hingga 1000 hari.
Makna Tradisi Tahlil Kubro
Tahlil kubro bermakna kegiatan membaca tahlil dalam skala besar yang dilakukan di suatu tempat.
Dalam perkembangannya, tahlil kubro semakin trend manakala masyarakat modern mengemas menjadi kegiatan bersama di area makam. Momentum pelaksanaanya pun menjelang masuknya Bulan Ramadhan.
Terlepas pro dan kontra pelaksanaan tahlil, makna tahlil kubro dalam area makam setiap menjelang Ramadhan memiliki banyak sisi positif. Demikian menurut Prof. Dr. Nur Syam, M.Si, dalam catatannya.
Artikel Terkait
Inilah Bacaan wajib Para Business Coach, Yang Mana Yang Telah Anda Baca?
Mengetahui Perbedaan Kisah Nabi dan Rasul Menurut Ayat Al-Qur’an dan Hadits
Perlu Diketahui Zikir Harian dan Artinya, Diambil dari Ayat-ayat Al-Quran Pilihan
Jenis Bacaan Istighfar: Kandungan Sayyidul Istighfar yang Menjadikannya Seutama-utama Istighfar
5 Tradisi Unik Menjelang Ramadhan di Indonesia. Ada Apa di Daerahmu?