Meriahnya Tradisi Dugderan di Semarang. Yang Kangen Kapal Otok-otok dan Gerabah Pasaran Wajib Kesini!

- Kamis, 16 Maret 2023 | 19:48 WIB
Tradisi Dugderan di Semarang (Sumber: Instagram@erol_papalunajordan)
Tradisi Dugderan di Semarang (Sumber: Instagram@erol_papalunajordan)

Penulispro.com - Tradisi Dugderan di Semarang yang sempat vakum di masa pandemi, sekarang digelar lagi dengan meriah.

Kota Semarang memiliki tradisi untuk menyambut bulan Ramadhan yaitu Dugderan yang telah dilakukan sejak tahun 1881.

Ada tiga acara besar pada tradisi Dugderan yaitu terdiri dari pasar malam, prosesi pengumuman awal puasa, dan kirab Warak Ngendog.

Baca Juga: Ikan Kembung dengan Ragam Manfaat dan Nutrisi, Ikan Ini Jadi Pilihan Sandra Dewi untuk Anaknya

Kata Dugderan berasal dari bedug yang mengeluarkan suara ‘Dug’ dan meriam yang mengeluarkan suara ‘Der’. Prosesi ini diadakan sehari menjelang bulan Ramadhan tiba.

Dari tanggal 12 Maret 2023 sampai 22 Maret 2023 telah diadakan pasar malam di selasar Pasar Johar dan Alun-alun Johar pada jam 08.00 - 22.00 WIB.

Pasar malam ini dimeriahkan dengan gelaran jajanan khas Semarangan, kuliner kekinian, mainan khas Dugderan, wahana bermain, panggung hiburan, dan masih banyak lagi.

Ada 165 lapak yang akan mengobati rasa rindu di masa kecil, seperti lapak penjual kapal otok-otok dan gerabah pasaran.

Untuk memeriahkan pasar Dugderan, dari pihak kota Semarang akan mengadakan lomba rebana dan lomba masak yang diikuti oleh pedagang.

Sedangkan puncak dari tradisi Dugderan di Semarang yaitu kirab budaya dan arak-arakan Warak Ngendog nanti akan diadakan pada tanggal 21 Maret 2023 dari jam 10.00 WIB sampai selesai.

Kirab ini akan dimulai dari Balaikota Semarang kemudian melalui jalan protokol melewati Simpang Lima ke Masjid Agung Semarang, dan diakhiri di Masjid Agung Jawa Tengah.

Ikon dari tradisi Dugderan di Semarang berupa Warak Ngendog yang dilestarikan sampai sekarang.

Warak Ngendog adalah berupa hewan mitologi yang bentuknya merupakan perpaduan antara naga di bagian kepala, buraq di bagian badan, dan kambing di bagian kaki.

Asal kata Warak Ngendog berasal dari Warak yang artinya suci dan Ngendog yang artinya bertelur. Diharapkan selama bulan Ramadhan berhasil menjaga kesuciannya agar kelak mendapatkan pahala di hari Lebaran.

Pemerintah Kota Semarang akan menampilkan arak-arakan Warak Ngendog animatronik. Nantinya, Warak dapat akan dilengkapi dengan fitur kepala geleng, mulut bergerak, bersuara, mata berkedip, ekor bergerak, dan dapat berjalan.

Halaman:

Editor: Frida Firdiani

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Pola Anggun Baju Tradisional Korea, Hanbok!

Sabtu, 30 September 2023 | 22:55 WIB

Belajar pada Pendidikan Jepang

Sabtu, 30 September 2023 | 20:27 WIB
X