Penulispro.com - Bulan suci Ramadhan merupakan bulan di dalam hitungan kalender Hijriyah yang selalu ditunggu-tunggu kehadirannya bagi umat Islam seluruh dunia, dikarenakan merupakan bulan teristimewa karena diketahui sebagai bulan tempatnya memanen pahala.
Bulan Ramadhan Sebelum dan Sesudah Islam Ada
Sesuatu yang dinanti-nanti kedatangannya seperti bulan suci Ramadhan pastilah setiap orang akan melakukan persiapan-persiapan khusus demi menyambut kedatangannya, demikian pula yang terjadi pada umat muslim.
Ramadhan sebelum dan sesudah agama Islam datang tentu tidak sama baik dari penyebutan, perintah dan suasananya yang menggambarkan kesyahduan bulan suci Ramadhan seperti yang sekarang.
Jauh ketika sebelum Islam datang, masyarakat Arab masih jahiliyah dan belum mengenal pada istilah bulan Ramadhan, sebagaimana mereka juga tidak mengenal bulan-bulan Qomariyah lainnya.
Masyarakat jahiliah lebih mengenal bulan Ramadhan tersebut dengan istilah bulan ‘Tatal’, yang memiliki arti kurang lebih adalah sumber mata air, dan hal ini menunjukkan bahwa bulan Tatal (Ramadhan) ini merupakan salah satu bulan yang terletak di musim dingin atau hujan.
Dari riwayat lain juga disebutkan bahwa sebelum Islam datang, masyarakat jahiliah mengenal bulan Ramadhan dengan istilah ‘Zahir’, yang artinya tumbuh atau berkembang, karena kemunculan bulan Ramadhan berbarengan dengan tumbuh serta berkembangnya tanaman di sana.
Berdasarkan historisnya, kedua istilah atau nama tersebut disematkan menyesuaikan dengan kondisi alam dan cuacanya yang memang terasa dingin serta berlimpah air.
Namun seiring waktu pada bulan-bulan tersebut kondisinya berubah menjadi sangat kering dan panas, jarang turun hujan, serta gersang sehingga membuat tanaman menjadi kering, sehingga masyarakat kemudian mengubah sebutan untuk bulan tersebut menjadi ‘Romadhoona’ atau Ramadhan.
Dan kemudian agama Islam datang dan sebagian ulama tafsir kemudian berpendapat bahwa disebut ‘Romadhoona’ karena pada bulan suci Ramadhan umat Islam yang tengah berpuasa akan merasa haus dan lapar yang sangat dahsyat.
Sementara pendapat lain menyebutkan bahwa disebut Ramadhan karena bulan tersebut mampu membakar serta menghapus seluruh dosa-dosa umat Islam yang tengah mengerjakan shaumnya (puasa) di bulan tersebut.
Sedangkan Ibnu Duraid dalam buku ‘Ramadhan yang Dirindu’ yang ditulis oleh Muhammad Muhsin Muiz, berpendapat, bahwa ketika kata ‘Romadhoona’ dijadikan salah satu nama bulan oleh orang-orang Arab, maka berarti kata tersebut juga memiliki arti ‘masa’.
Masa maknanya di mana umat Islam yang berpuasa akan merasakan haus dan dan lapar yang sangat dahsyat.
Pada al-Qur’an sendiri, kata Romadhoona itu sendiri hanya terdapat dalam surat al-Baqarah, ayat 185, yang artinya, “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur’an”. (QS Al-Baqarah, 2:185).
Sebagian ulama tafsir berpendapat, bahwa makna ayat ini pada kata ‘romadhoona’ memiliki arti masa, yakni masa di mana Allah Swt menurunkan al-Qur'an secara keseluruhan ke langit bumi, yang kemudian diturunkan kepada Rasulullah Nabi Muhammad Saw secara berangsur-angsur.
Artikel Terkait
Dijamin Enak! Resep Tahu Bacem Meresap Wajib Dicoba Untuk Menu Buka atau Sahur di Bulan Ramadhan
Keutamaan dan Keistimewaan Bulan Sya’Ban, Bulan Pendahuluan Ramadhan yang Dicintai Nabi
Ternyata Begini Cara Bikin Puding Cup Hajatan Cocok Juga Untuk Takjil di Bulan Ramadhan!
Persiapan Menyambut Ramadhan, Perlu Siapkan Menu Takjil Mudah dan Murah Agar Manis di Bibir, Gurih di Kantong
Resep Kue Sederhana 3 Bahan, Modal Sedikit Boleh Banget Jadi Ide Jualan di Bulan Ramadhan