• Selasa, 26 September 2023

Untaian Kisah dan Nasihat Ali Bin Abi Thalib, Membacanya Insya Allah Membuat Hidup Semakin Bermakna!

- Sabtu, 9 September 2023 | 08:17 WIB
Kisah dan nasihat dari Ali bin Abi Thalib (Sebagai salah satu khalifah Islam, nasihat Ali bin Abi Thalib sarat dengan makna kehidupan.  Apalagi sebagai seseorang yang sejak kecil mendapat didikan langsung dari Rasulullah saw, nasihat Ali bin Abi Thalib patut kita jadikan rujukan.  Terkait nasihat Ali bin Abi Thalib ini, Al-Imam Hasan Al-Bashri berkata, “Sesungguhnya, Ali adalah panah Allah yang dibidikkan kepada musuh-musuh-Nya. Dialah ahli ibadah dari umat ini sekaligus orang yang memiliki keutamaan dan kepeloporan (dalam kebaikan) di tengah umat …”  Berikut ini beberapa kisah dan nasihat Ali bin Abi Thalib:  Tamparan Ali kepada Seorang Lelaki  Satu ketika, Amirul Mu’minin Umar bin Khathab melakukan tawaf bersama Ali bin Abi Thalib.  Tiba-tiba datang seorang laki-laki mendatangi Umar dan berkata, “Wahai Amirul Mu’minin, aku meminta keadilan atas perbuatan Ali bin Abi Thalib kepadaku!”  “Apa masalahnya?” tanya Umar.  “Ali telah menamparku tepat pada bagian mataku,” ujar lelaki ini.  Umar lalu menghentikan tawafnya untuk menunggu sampai Ali datang menyusul.  Setelah Ali berada di sampingnya, Umar bertanya, “Benarkah engkau telah menampar orang ini, wahai Abu Hasan?”  “Benar, wahai Amirul Mu’minin,” jawab Ali.  Umar lalu menanyakan alasannya dan Ali menjawab, “Aku melihat orang ini memandangi perempuan muslimah saat tawaf.”  Apa reaksi Umar? Dengan wajah gembira dia berkata, “Bagus sekali wahai Abu Hasan!” (Ar-Riyadh An-Nadhrah fî Manaqib Al-’Asyrah, 2:165)  Memperpendek Jalan Menuju Akhirat  Suatu ketika Al-Asytar An-Nakha’i menemui Ali bin Abi Thalib yang saat itu telah menjadi khalifah kaum muslim.  Saat mendatangi Ali, Al-Asytar melihatnya tengah menunaikan salat malam. Setelah menyelesaikan salatnya, Ali ditanya oleh tamunya itu.  “Wahai Amirul Mu’minin, engkau berpuasa pada siang hari dan menunaikan salat pada malam hari, tidakkah engkau merasa lelah?”  Apa jawaban Ali?  “Perjalanan akhirat sangatlah panjang (lagi melelahkan) sehingga dia harus diperpendek dengan perjalanan (menunaikan ibadah) pada waktu malam (dengan salat dan munajat).” (Ash-Shalabi, Utsman bin ‘Affan, hlm. 227)  Menjauhi Kehinaan karena Maksiat  Di hadapan orang-orang, Amirul Mu’minin Ali bin Abi Thalib berkata, “Balasan dari perbuatan maksiat adalah kelemahan dalam beribadah, kesempitan dalam hidup, dan berkurangnya kenikmatan!”  Lalu, seseorang bertanya tentang makna dari berkurangnya kenikmatan. Ali pun menjawab:  “Dia tidak mendapatkan kenikmatan dalam hal yang halal. Dan, dia selalu didatangi oleh hal-hal yang akan menghabiskan (menggerogoti) kenikmatan itu.”  Ali berkata pula, “Siapa menginginkan kejayaan tanpa sekutu, keturunan tanpa banyak anak, kekayaan tanpa harta, dia layak untuk berpindah dari hinanya kemaksiatan menuju agungnya ketaatan.” (Tarikh Al-Ya’qubi, 2:103)  Rida dengan Ketetapan Allah  Satu hari, Ali bin Abi Thalib berjumpa dengan Adi bin Hatim yang tampak tengah murung dan berduka.  Mendapati hal tersebut, Ali pun bertanya, “Hai Adi, mengapa engkau tampak murung dan berduka?”  “Bagaimana aku tidak berduka,” jawab Adi bin Hatim, “Sementara dua anakku telah meninggal dan mataku menjadi buta!”  Lantas, Amirul Mu’minin berkata kepadanya:  “Hai Adi, siapa yang rida dengan ketetapan dari Allah, niscaya ketetapan itu akan berlaku baginya dan dia akan mendapatkan pahala.”   “Namun, siapa tidak rida, ketetapan itu tetap berlaku baginya dan amal baiknya (pahala) akan terhapus darinya.” (Ibnu Abid Dunya, Al-Ridha’an Allah, hlm. 165)  Kurma Satu Dirham  Ali bin Abi Thalib pernah memberi kurma seharga satu dirham untuk keluarganya. Dia kemudian membawanya dalam keranjang.  Orang-orang yang melihatnya lantas berkata, “Biarkan kami yang membawanya wahai Amirul Mu’minin!”  Namun, Ali menjawab, “Kepala keluarga lebih berhak untuk membawanya.” (Imam Ahmad bin Hanbal, Az-Zuhud, hlm. 13)  Karena Ali adalah kepala keluarga bagi istri dan anak-anaknya, dialah yang paling berhak untuk menunaikan kewajiban untuk mereka.  Termasuk membawakan belanjaan, memberi makanan, dan memenuhi aneka kebutuhan dibandingkan orang lain.  Inilah berbagai kisah dan nasihat Ali bin Abi Thalib. Semoga kita dapat menuai manfaatnya.)
Kisah dan nasihat dari Ali bin Abi Thalib (Sebagai salah satu khalifah Islam, nasihat Ali bin Abi Thalib sarat dengan makna kehidupan. Apalagi sebagai seseorang yang sejak kecil mendapat didikan langsung dari Rasulullah saw, nasihat Ali bin Abi Thalib patut kita jadikan rujukan. Terkait nasihat Ali bin Abi Thalib ini, Al-Imam Hasan Al-Bashri berkata, “Sesungguhnya, Ali adalah panah Allah yang dibidikkan kepada musuh-musuh-Nya. Dialah ahli ibadah dari umat ini sekaligus orang yang memiliki keutamaan dan kepeloporan (dalam kebaikan) di tengah umat …” Berikut ini beberapa kisah dan nasihat Ali bin Abi Thalib: Tamparan Ali kepada Seorang Lelaki Satu ketika, Amirul Mu’minin Umar bin Khathab melakukan tawaf bersama Ali bin Abi Thalib. Tiba-tiba datang seorang laki-laki mendatangi Umar dan berkata, “Wahai Amirul Mu’minin, aku meminta keadilan atas perbuatan Ali bin Abi Thalib kepadaku!” “Apa masalahnya?” tanya Umar. “Ali telah menamparku tepat pada bagian mataku,” ujar lelaki ini. Umar lalu menghentikan tawafnya untuk menunggu sampai Ali datang menyusul. Setelah Ali berada di sampingnya, Umar bertanya, “Benarkah engkau telah menampar orang ini, wahai Abu Hasan?” “Benar, wahai Amirul Mu’minin,” jawab Ali. Umar lalu menanyakan alasannya dan Ali menjawab, “Aku melihat orang ini memandangi perempuan muslimah saat tawaf.” Apa reaksi Umar? Dengan wajah gembira dia berkata, “Bagus sekali wahai Abu Hasan!” (Ar-Riyadh An-Nadhrah fî Manaqib Al-’Asyrah, 2:165) Memperpendek Jalan Menuju Akhirat Suatu ketika Al-Asytar An-Nakha’i menemui Ali bin Abi Thalib yang saat itu telah menjadi khalifah kaum muslim. Saat mendatangi Ali, Al-Asytar melihatnya tengah menunaikan salat malam. Setelah menyelesaikan salatnya, Ali ditanya oleh tamunya itu. “Wahai Amirul Mu’minin, engkau berpuasa pada siang hari dan menunaikan salat pada malam hari, tidakkah engkau merasa lelah?” Apa jawaban Ali? “Perjalanan akhirat sangatlah panjang (lagi melelahkan) sehingga dia harus diperpendek dengan perjalanan (menunaikan ibadah) pada waktu malam (dengan salat dan munajat).” (Ash-Shalabi, Utsman bin ‘Affan, hlm. 227) Menjauhi Kehinaan karena Maksiat Di hadapan orang-orang, Amirul Mu’minin Ali bin Abi Thalib berkata, “Balasan dari perbuatan maksiat adalah kelemahan dalam beribadah, kesempitan dalam hidup, dan berkurangnya kenikmatan!” Lalu, seseorang bertanya tentang makna dari berkurangnya kenikmatan. Ali pun menjawab: “Dia tidak mendapatkan kenikmatan dalam hal yang halal. Dan, dia selalu didatangi oleh hal-hal yang akan menghabiskan (menggerogoti) kenikmatan itu.” Ali berkata pula, “Siapa menginginkan kejayaan tanpa sekutu, keturunan tanpa banyak anak, kekayaan tanpa harta, dia layak untuk berpindah dari hinanya kemaksiatan menuju agungnya ketaatan.” (Tarikh Al-Ya’qubi, 2:103) Rida dengan Ketetapan Allah Satu hari, Ali bin Abi Thalib berjumpa dengan Adi bin Hatim yang tampak tengah murung dan berduka. Mendapati hal tersebut, Ali pun bertanya, “Hai Adi, mengapa engkau tampak murung dan berduka?” “Bagaimana aku tidak berduka,” jawab Adi bin Hatim, “Sementara dua anakku telah meninggal dan mataku menjadi buta!” Lantas, Amirul Mu’minin berkata kepadanya: “Hai Adi, siapa yang rida dengan ketetapan dari Allah, niscaya ketetapan itu akan berlaku baginya dan dia akan mendapatkan pahala.” “Namun, siapa tidak rida, ketetapan itu tetap berlaku baginya dan amal baiknya (pahala) akan terhapus darinya.” (Ibnu Abid Dunya, Al-Ridha’an Allah, hlm. 165) Kurma Satu Dirham Ali bin Abi Thalib pernah memberi kurma seharga satu dirham untuk keluarganya. Dia kemudian membawanya dalam keranjang. Orang-orang yang melihatnya lantas berkata, “Biarkan kami yang membawanya wahai Amirul Mu’minin!” Namun, Ali menjawab, “Kepala keluarga lebih berhak untuk membawanya.” (Imam Ahmad bin Hanbal, Az-Zuhud, hlm. 13) Karena Ali adalah kepala keluarga bagi istri dan anak-anaknya, dialah yang paling berhak untuk menunaikan kewajiban untuk mereka. Termasuk membawakan belanjaan, memberi makanan, dan memenuhi aneka kebutuhan dibandingkan orang lain. Inilah berbagai kisah dan nasihat Ali bin Abi Thalib. Semoga kita dapat menuai manfaatnya.)

Penulispro.com - Sebagai salah satu khalifah Islam, nasihat Ali bin Abi Thalib sarat dengan makna kehidupan.

Apalagi sebagai seseorang yang sejak kecil mendapat didikan langsung dari Rasulullah saw, nasihat Ali bin Abi Thalib patut kita jadikan rujukan.

Terkait nasihat Ali bin Abi Thalib ini, Al-Imam Hasan Al-Bashri berkata, “Sesungguhnya, Ali adalah panah Allah yang dibidikkan kepada musuh-musuh-Nya. Dialah ahli ibadah dari umat ini sekaligus orang yang memiliki keutamaan dan kepeloporan (dalam kebaikan) di tengah umat …”

Berikut ini beberapa kisah dan nasihat Ali bin Abi Thalib:

Tamparan Ali kepada Seorang Lelaki

Satu ketika, Amirul Mu’minin Umar bin Khathab melakukan tawaf bersama Ali bin Abi Thalib.

Tiba-tiba datang seorang laki-laki mendatangi Umar dan berkata, “Wahai Amirul Mu’minin, aku meminta keadilan atas perbuatan Ali bin Abi Thalib kepadaku!”

“Apa masalahnya?” tanya Umar.

“Ali telah menamparku tepat pada bagian mataku,” ujar lelaki ini.

Umar lalu menghentikan tawafnya untuk menunggu sampai Ali datang menyusul.

Setelah Ali berada di sampingnya, Umar bertanya, “Benarkah engkau telah menampar orang ini, wahai Abu Hasan?”

“Benar, wahai Amirul Mu’minin,” jawab Ali.

Umar lalu menanyakan alasannya dan Ali menjawab, “Aku melihat orang ini memandangi perempuan muslimah saat tawaf.”

Apa reaksi Umar? Dengan wajah gembira dia berkata, “Bagus sekali wahai Abu Hasan!” (Ar-Riyadh An-Nadhrah fî Manaqib Al-’Asyrah, 2:165)

Halaman:

Editor: M. Isa Jatinegara

Tags

Terkini

5 Orang Pertama Yang Menerima Dakwah Nabi Muhammad Saw

Jumat, 22 September 2023 | 14:19 WIB
X