Penambangan dalam Laut Menimbulkan Kerusakan Parah, Ilmuwan Memperingatkan Nyawa Paus Biru Terancam!

- Jumat, 17 Februari 2023 | 16:25 WIB
Pertambangan di laut lepas  (Foto: Unsplash by Zachary Theodore)
Pertambangan di laut lepas (Foto: Unsplash by Zachary Theodore)

Penulispro.com - Aktivitas penambangan dalam laut menimbulkan kerusakan parah. Menyusul meningkatnya proses penambangan baru.

Kondisi ini terjadi karena permintaan hasil bumi berupa mineral juga meningkat. Baik negara maju dan berkembang mencari energi baru yang lebih baik dan lebih aman. Sedangkan bahan bakar dari fosil perlahan mulai ditinggalkan.

Kebutuhan litium, grafit dan kobalt untuk bahan baterai semakin dipersiapkan untuk menunjang teknologi kendaraan listrik. Sedangkan hasil bumi yang berasal dari tanah mulai ditinggalkan perlahan.

International Energy Agency (IEA) menyatakan bahwa pada tahun 2040 membutuhkan mineral untuk keperluan eco technology 40% lebih banyak daripada saat ini.

Pengambilan mineral ini dilakukan menggunakan metode ekstraksi. Terlebih lagi, aktifitas penambangan terjadi di kedalaman laut yang paling dasar.

Dalam sebuah makalah penelitian menyebutkan bahwa suara keras yang berasal dari mesin berlangsung secara konstan dapat mengganggu kehidupan hewan laut, seperti lumba-lumba, paus dan hiu.

Kencangnya suara mesin tersebut akan menyebar di dalam lautan. Juga mengganggu frekuensi unik yang dikeluarkan oleh lumba-lumba dan paus biru.

Kondisi yang berlangsung lama menyebabkan induk terpisah dari anaknya.

“Pada akhirnya paus biru terpaksa muncul ke permukaan secara cepat” ungkap peneliti dari Greenpeace Research Laboratories dan Universitas Exeter.

Sedangkan dalam jurnal yang dirilis oleh Fronties in Marine Science, menyebutkan bahwa suara bising mesin penambangan dalam laut menimbulkan kerusakan parah. Hal ini menyebabkan terjadinya tumpang tindih frekuensi.

Akibatnya, paus biru kebingungan dan kesulitan. Lama kelamaan, spesies yang populasinya semakin kecil ini mengubah perilaku.

Padahal selama ini, kehidupan mereka sudah terancam karena perburuan ikan ilegal dan perubahan iklim.

Sementara, kerusakan pada biota laut ini diprediksi berlangsung lama. Segala macam usaha pemulihan mungkin sulit dilakukan. Bahkan tidak dapat dikembalikan lagi seperti semula meskipun karena kerusakan kecil.

Dosen Ekologi dari Universitas Exeter, Dr. Kirsten Thompson mengatakan bahwa kebisingan yang terjadi di bawah laut sama seperti saat petugas melakukan perbaikan jalan yang terjadi terus-menerus.

Tidak mungkin bisa dihentikan pada lingkungan manusia.

Halaman:

Editor: Frida Firdiani

Sumber: news.sky.com

Tags

Terkini

Mengenal Hoegeng, Sosok Polisi yang Bersih

Senin, 29 Mei 2023 | 11:22 WIB

Mengenal Sekilas Tentang UKM Di Indonesia

Minggu, 30 April 2023 | 22:58 WIB

Profil Singkat PT Inti

Minggu, 30 April 2023 | 22:51 WIB

Mengenal Profil PT Gudang Garam

Minggu, 30 April 2023 | 22:49 WIB

Tips Menghilangkan Jerawat Dengan Cepat

Minggu, 30 April 2023 | 21:55 WIB

Menghilangkan Bekas Jerawat dan Flek Hitam

Minggu, 30 April 2023 | 21:50 WIB
X