Chaswanah, Anak Penjual Sayur Ditolak di 2 PTN Malah Diterima di 3 Universitas Luar Negeri!

Penulispro.com - Kuliah di universitas luar negeri menjadi impian sebagian besar pelajar Indonesia. Bisa mendapatkan fasilitas pembelajaran yang lebih lengkap dan berkualitas memang menjadi daya tarik tersendiri.

Apalagi kuliah di universitas luar negeri memiliki kesempatan bisa berbaur dengan mahasiswa dari berbagai penjuru dunia. Tentu ini menjadi pengalaman dan tantangan tersendiri.

Chaswanah Aini adalah salah satu siswi di tanah air yang beruntung bisa berkesempatan kuliah di universitas luar negeri. Nama Chaswanah mendadak viral pasca dirinya ditolak di dua PTN tapi malah diterima di tiga universitas luar negeri.

Chaswanah diterima di kampus Monash University Australia, McMaster University Canada, University of Toronto Canada.

Chaswanah (18) adalah pelajar dari SMAN 3 Malang. Ia anak seorang penjual sayur. Ayahnya telah meninggal dunia sejak usianya masih sembilan tahun.

Kondisi perekonomian keluarganya yang tergolong kurang mampu tidak menghalangi semangatnya untuk mengukir prestasi gemilang. Ia pernah menjadi guru privat saat duduk di bangku SMP.

Baca Juga: Kenali Strawberry Parents Rhenald Kasali, Bekal Jitu Orang Tua agar Anak Tak Rentan Saat Menghadapi Masalah

Chaswanah memang terkenal pandai dan pernah mengukir prestasi di berbagai kompetisi semisal olimpiade. Sejak kelas 11, ia mulai mencoba mendaftar di berbagai perguruan tinggi melalui jalur beasiswa.

Di saat Chaswanah sedang berjuang mendapatkan beasiswa kuliah di universitas luar negeri tersebut, ia juga berusaha mendaftar di beberapa PTN melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). Chaswanah mencoba mendaftar ke Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Brawijaya (UB) namun gagal.

Di balik kegagalannya tersebut, ternyata ada rezeki lain yang menunggu. Chaswanah dinyatakan diterima di tiga universitas luar negeri sekaligus.

Chaswanah mengakui saat ini yang menjadi kendala untuk melanjutkan kuliah di universitas luar negeri adalah masalah pembiayaan. Ia berharap bisa lolos seleksi beasiswa program Indonesia maju.