• Minggu, 24 September 2023

Apa Arti “Maneh”, Kata Bahasa Sunda yang Bikin Guru Honorer Ini Dipecat dan Dihujat Usai Kritik Kang Emil

- Jumat, 17 Maret 2023 | 12:00 WIB
Sebutan tak pantas kepada Gubernur Jawa Barat (Sumber gambar: tangkapan layar @narkosun)
Sebutan tak pantas kepada Gubernur Jawa Barat (Sumber gambar: tangkapan layar @narkosun)

Penulispro.com - Kata “Maneh” segera heboh di jagat maya, menyusul komentar dari seorang guru honorer bernama Muhammad Sabil kepada Gubernur jawa Barat Ridwan Kamil di instagram.

Dalam komentarnya di postingan Kang Emil ketika menunjukkan konten Zoom Meeting untuk apresiasi kepada siswa-siswi yang memberi sepatu baru untuk teman sekelasnya, Sabil menulis “Maneh teh keur jadi gubernur jabar ato kader partai ato pribadi @ridwankamil?”

Komentar tersebut sempat disematkan oleh Kang Emil, bahkan dijawab singkat “@sabilfadhilah ceuk maneh kumaha?”.

Rupanya komentar Sabil berbuntut panjang.

Ia harus kebanjiran hujatan dari netizen yang diperkirakan merupakan fans Kang Emil.

Tak Hanya itu, sang guru honorer juga harus kehilangan pekerjaannya, alias diberhentikan dari tugasnya mengajar sebagai guru honorer.

Penyebab utamanya karena Sabil dianggap tidak sopan karena menggunakan kata “Maneh” untuk Kang Emil.

Lantas apa dan mengapa dengan dengan penggunaan kata bahasa sunda yang satu ini?

Dalam pergaulan orang sunda, ada berbagai tingkatan bahasa yang harus disesuaikan ketika seseorang sedang bicara dengan lawan bicara tertentu.

Baca Juga: Tahukah Jika Dengki dalam Islam Hukumnya Begitu Menghinakan Dunia Akhirat? Ini Obatnya!

Karena itulah, muncul istilah bahasa sunda lemes atau halus, untuk berbicara dengan orang yang dihormati atau yang lebih tua, sunda sedeng untuk teman sebaya yang akrab, dan sunda kasar yang digunakan ketika marah atau untuk orang yang lebih rendah derajatnya dengan pembicara.

Meski begitu, warga jawa Barat tersebar luas dengan karakter masyarakat yang tidak seragam.

Misalnya, penggunaan kata “Sia” (artinya Kamu) mengandung konotasi yang kasar bagi masyarakat di kawasan Bandung Barat, tapi kata ini biasa diuratakan kepada sesama dengan konotasi yang biasa-bisa saja untuk masyarakat tertentu di Subang.

Pada intinya, penggunaan dan pemilihan bahasa berkaitan dengan rasa, dan terkadang ini bisa menjadi salah paham ketika disampaikan di dunia maya, dalam bentuk teks, dan pada situasi ketika cara menyampaikannya tidak dengan ekspresi dan nada bicara tertentu.

Khusus untuk kata “Maneh”, dalam bahasa Sunda artinya “Kamu” dengan konotasi yang bervariasi.

Halaman:

Editor: Frida Firdiani

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X