Saat itu, dibawah naungan PBB, Turki membantu mengusir kawanan komunis yang menjajah negeri ginseng itu. Sebanyak lebih dari 700 tentara Turki meninggal kala itu.
Hubungan di masa lalu itu, membuat Korsel merasa berhutang budi pada Turki. Sepanjang Korea tahun 1950-1953 mereka berjuang bersama.
Sejak saat itu, pemerintah Korsel berusaha berhubungan erat dengan otoritas Turki. Kementerian luar negeri menjadi jembatan persaudaraan kedua negara ini.
Kisah perjuangan Turki dan Korsel ini divisualisasikan oleh film dokumenter berjudul “Ayla: The Daughter of War”. Film ini dirilis pada tahun 2017. Menceritakan seorang tentara Turki, Sulaeman yang memiliki anak perempuan yang ia namai Ayla.
Anak ini tidak memiliki orang tua karena sudah tewas dalam masa peperangan.
Kemudian Sulaeman merawat anak perempuan itu ke markas besar. Sayangnya, ia gagal membawa Ayla ke Turki karena ketahuan menyembunyikan gadis tersebut ke dalam koper. Sulaeman berjanji akan menemui anak perempuannya itu kembali.
Tapi, harapan itu baru terkabul setelah 60 tahun. Ayla telah menua menjadi paruh baya.
Pemerintah Korsel sangat menghargai Turki atas bantuan di masa lalu menghadapi perang yang cukup sengit. Presiden Yoon Suk Yeol bahkan menyebut Turki sebagai bangsa saudara.
Jadi, sudah sepantasnya membalas kebaikan negara yang ada di kawasan benua Eropa itu. Bantuan Korea Selatan pada Turki tentunya sangat berarti.
Artikel Terkait
Gempa Turki : Cuplikan Foto Setelah Gempa Turki Dahsyat!
Pascagempa, Ridwan Kamil Pantau Warga Jawa Barat di Turki via Video Call, Pastikan Keselamatan Mereka
Kunjungan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Turki yang Berasal dari NTB
Pendidikan dan Deretan Perguruan Tinggi Terbaik Turki, Dan Nasib Pendidikan Pasca Gempa Turki M 7,8
Inilah Sistem Pendidikan, Jurusan Favorit dan Biaya Pendidikan di Turki! Ingin Kuliah di Sana?