Ashgabat dibangun begitu mewah karena Turkmenistan merupakan negara dengan cadangan gas alam terbesar keempat di dunia.
Dibangun dengan bahan yang tergolong mahal (marmer putih), membuat harga hunian di kota ini melambung tinggi. Jauh di atas penghasilan penduduknya yang rata-rata $200 per bulan.
Alhasil, sebagian besar orang di Turkmenistan lebih memilih tinggal di apartemen peninggalan Soviet walau letaknya bukan di Ashgabat.
Flat (hunian) di Ashgabat pun dibiarkan kosong tak berpenghuni, hanya segelintir bangunan ditinggali oleh mereka yang tajir melintir.
Jadi, kondisi inilah yang membuatnya seakan menjadi kota zombie. Jalanan kosong melompong, siang maupun malam.
Baca Juga: Belajar dari Kota Kopenhagen, Kota Paling Bahagia di Dunia
Beriklim Gurun
Jika kamu tertarik mengunjungi kota ini, maka kamu harus siap dengan uang berlimpah dan satu lagi, mampu bertahan dalam cuaca gerah tingkat dewa.
Ya, walaupun secara letak geografis Turkmenistan bukan di daerah gurun, tapi Ashgabat memiliki iklim gurun. Yakni panas dan kering pada musim panas. Sedangkan musim dinginnya berlangsung singkat.
Kuat dugaan cuaca di Ashgabat yang kurang bersahabat, membuat kota tersebut semakin dijauhi oleh manusia. Walau untuk sekadar mampir, apalagi berdiam di dalam kotanya.
Nah, sekarang kamu sudah tahu kan fakta unik yang tersembunyi dari Ashgabat? Kota yang didapuk sebagai kota termahal di dunia.
Artikel Terkait
12 Destinasi Kota-kota di Eropa, dan Hal Menarik yang Anda Harus Tahu!
Cicipi Camilan Jangkrik di Kota Surabaya, Enak Kriuk Bergizi Tinggi!
Hiy… Kota Berhantu di Dunia Ini Menyeramkan Tapi Dicari Para Wisatawan!