Sebuah negara maju identik dengan jumlah populasinya yang sangat banyak. Tentunya populasi penduduk yang banyak itu akan menyebabkan hal lainnya ikut banyak, salah satunya kendaraan. Banyak orang yang mempunyai kendaraan. Namun apa yang terjadi? Banyak jalan raya di negara tersebut mengalami penumpukan kendaraan sehingga kemacetan parah tidak bisa dihindari. Hal inilah yang nantinya akan mempercepat tingkat stres dari warga yang mendiaminya.
Namun setelah ditilik lebih jauh lagi, tingkat stres tersebut bukan hanya datang dari kemacetan, melainkan pada bunyi klakson. Ya, klakson yang dibunyikan setiap saat dan dengan intensitas yang sering saat macet, bisa membuat kesal orang sekitar. Selain itu, bunyi klakson tersebut juga bisa menimbulkan polusi suara yang tentunya berbahaya untuk telinga dan otak. Kondisi itulah yang terjadi di Lagos, sebuah kota di Nigeria.
Di Lagos antara macet dan bunyi klakson sudah menjadi pemandangan sehari-hari. Bahkan membunyikan klakson itu sudah menjadi kebiasaan yang sulit diubah oleh warganya. Atas dasar itulah, pihak yang berwenang di Lagos mulai memberlakukan Hari Bebas Klakson.
Hari Bebas Klakson tersebut mulai diluncurkan pada Rabu, 15 Oktober 2014. Dengan adanya gerakan tersebut, banyak warga yang menyambut baik. Namun ada juga yang memandangnya sebagai suatu hal yang sia-sia belaka.
“Jika tujuannya adalah untuk mengurangi kebisingan, itu bagus. Tapi setelah hari ini, saya rasa orang-orang akan kembali ke kebiasaan lama mereka,” menurut Latif Adebayo, supir di Lagos yang berhasil disitat dari BBC.
Pihak kepolisian setempat telah menyosialisasikan gerakan tersebut. Sosialisasi tersebut bisa dilihat pada rompi yang dikenakan oleh para petugas tersebut. Adapun untuk mendidik warganya, gerakan ini akan diberlakukan denda.
Nilai denda tersebut sebesar 20.000 Naira (sekitar Rp 1,4 juta). Namun denda tersebut akan berlaku jika klakson dibunyikan di dekat sekolah, zona aman, dan rumah sakit.
Dengan adanya sebuah ide tersebut tentunya merupakan sebuah upaya untuk menciptakan kota yang aman dan nyaman. Selain itu, juga untuk mendidik para pengemudi bahwa mereka semua tengah berjuang agar lepas dari kemacetan. Ide tersebut juga diharapkan dapat memperbaiki etika dan sopan santun dalam berlalu lintas.
Indonesia sendiri merupakan negara maju yang populasi kendaraanya sudah sangat banyak. Mungkin ide dari kepolisian Lagos tersebut bisa diterapkan. Setujukah Anda?