Penulispro.com - Selfie kini masih menjadi isu yang banyak diperbincangkan berbagai kalangan, bukan hanya para remaja selaku pelaku dominan kegiatan ini. Tapi juga pihak-pihak yang peduli akan dampak negatif dari selfie. Pasalnya selama ini sudah terlalu banyak memakan korban.
Hal ini setidaknya berdasar survey atau penelitian yang dilakukan Ford. Responden yang digunakan dalam penelitian ini ada 7.000 pengguna smartphone di seluruh Eropa. Dari hasil penelitian ini ditemukan kesimpulan bahwa mereka kadang suka membahayakan diri sendiri dan orang lain di jalanan demi berfoto ria.
Pengendara di Inggris setidaknya ada 33 persen yang berusia antara 18 – 24 tahun dipastikan pernah melakukan selfie sambil menyetir.
Sedang di negara Jerman dan Perancis pada range usia yang sama terdapat 28 persen yang suka selfie. Selanjutnya di susul Rumania 27 persen dan Italia 26 persen.
Bukan saja hanya berselfie atau foto narsis di depan kamera smartphone sambil menyetir tapi di ketahui juga bahwa satu dari empat pengemudi remaja di seluruh Eropa aktif menggunakan jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter.
Dari hasil penelitian ini di tarik sebuah rujukan bahwa selfie itu bahaya bila sering melupakan tempat dan waktu. Salah pilih dalam momen mengabadikan diri bisa menyebabkan terenggutnya nyawa.
Beberapa waktu yang lalu Pew Research Centre yang bermarkas di Amerika merilis hasil yang tidak kalah mengejutkan di mana 91 persen dari 31 juta foto yang ada di instagram bertemakan selfie.
Ada juga yang rela menantang maut dengan sengaja hanya untuk berselfie ria.
Salah satunya dilakukan Jared Frank seorang pria asal Kanada berusia 22 tahun. Ia melakukan foto selfie di dekat pinggir kereta api di Peru dan kepalanya tersandung penumpang yang ada di dalamnya.
Yang lebih menghebohkan ada Danny Bowman yang melakukan percobaan bunuh diri hanya karena ingin hasil selfienya sempurna. Remaja usia 19 tahun ini menghabiskan tidak kurang dari 10 jam hanya untuk selfie.
Pihak sekolah tidak dapat mentoleransi apa yang dilakukan Danny dan terpaksa mengeluarkannya dari sekolah. Kemudian ia memilih mengurung diri selama 6 bulan dan mencoba mengakhiri hidupnya dengan mengonsumsi obat secara berlebihan.