Penulispro.com - Stunting pada anak adalah gangguan tumbuh kembang akibat gangguan gizi kronis serta infeksi yang berulang. Ini terjadi sejak dalam kandungan hingga usia anak mencapai dua tahun.
Stunting pada anak akan terlihat ketika usianya memasuki umur dua tahun. Hal ini ditandai dengan tinggi badannya yang di bawah rata-rata anak seusianya.
Angka stunting pada anak di Indonesia cukup tinggi. Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022 lalu, angka stunting mencapai 21,6%.
Provinsi Nusa Tenggara Timur menduduki posisi teratas kasus stunting di tanah air. Jumlah kasus balita yang mengalami stunting di sana mencapai 35,3%.
Baca Juga: Kisah Nabi Musa Membelah Laut, Mukjizat yang Diabadikan dalam Quran
Kurangnya asupan gizi dan nutrisi adalah penyebab utama stunting pada anak. Status gizi ibu hamil sangat menentukan asupan gizi janin.
Saat status gizi ibu hamil buruk, janin tidak mendapatkan asupan gizi dan nutrisi yang semestinya. Akibatnya, tumbuh kembang janin terhambat hingga pasca kelahiran.
Defisiensi zat besi adalah salah satu faktor terhambatnya tumbuh kembang janin. Hal ini bisa meningkatkan risiko bayi terlahir prematur atau terlahir dengan berat badan rendah yang bisa memicu terjadinya stunting.
Penyebab stunting berikutnya adalah bayi tidak mendapatkan ASI eksklusif dalam enam bulan pertama kelahirannya. ASI adalah nutrisi terbaik bagi bayi.
ASI mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan bayi. Bahkan ASI juga mudah dicerna dan diserap tubuh bayi dibandingkan susu formula.
Pemberian ASI pada bayi akan memudahkan kerja ginjalnya yang masih lemah sekaligus meningkatkan daya tahan tubuh bayi karena ASI kaya akan sel darah putih.
Pemberian MPASI juga perlu mendapat perhatian serius. MPASI harus dipastikan mengandung protein yang cukup untuk menunjang pertumbuhan fisik bayi.
Selain gizi dan nutrisi, infeksi berulang juga menjadi faktor utama penyebab stunting. Bayi yang mengalami infeksi membutuhkan energi yang ekstra untuk melawan penyakit.
Kebutuhan energi ekstra tersebut harus diimbangi dengan asupan gizi dan nutrisi yang cukup sesuai kebutuhan. Untuk itu, seorang ibu harus dipastikan memiliki pemahaman yang benar mengenai kecukupan gizi dan nutrisi pada ibu hamil dan bayi.
Selain itu, akses untuk mendapatkan kecukupan asupan gizi dan nutrisi bagi ibu hamil dan bayi seharusnya dibuka lebar. Sayangnya, faktor kemiskinan justru menjadi penghambat utama.
Artikel Terkait
Inilah yang Terjadi pada Embrio dalam Masa Kehamilan. Terjawab Sudah Mengapa Bayi Tersenyum dalam Foto USG
Bagaimana Membersihkan Botol Bayi yang Benar?
Jokowi Soroti Kasus Ibu Beri Bayi 7 Bulan Minum Kopi Susu Sachet. Presiden Menyentil Kader Posyandu dan BKKBN
Jangan Takut Gemuk Pasca Melahirkan, Bayi Kita Membutuhkan Jumlah ASI yang Tidak Sedikit, Lho!
Tips Parenting Bayi Baru Lahir, Lakukan Ini Agar Buah Hati Pertumbuhannya Optimal!