Penulispro.com - Berikutnya disusul gangguan depresi mayor (1%), gangguan perilaku (0,9%), PTSD (0,5%), dan ADHD (5%).
Ironisnya, pemahaman seputar kesehatan mental di masyarakat masih rendah. Hal ini diindikasikan dengan penanganan gangguan kesehatan mental yang tidak tepat.
Sebagian masyarakat menganggap gangguan kesehatan mental adalah aib. Ada di antara mereka yang malah memasung anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan mental.
Kondisi tersebut diperparah oleh stigma negatif masyarakat terhadap seseorang yang mengalami gangguan kesehatan mental. Alhasil, seseorang yang mengalami gangguan kesehatan mental tidak mendapatkan penanganan yang semestinya.
Lalu apa yang menyebabkan remaja mengalami gangguan kesehatan mental? Ada dua faktor penyebabnya.
Pertama, faktor internal. Ini berkaitan dengan pola pengasuhan yang tidak tepat.
Keluarga menjadi pondasi pembentuk kepribadian anak. Tidak berjalannya fungsi ini secara optimal akan mempengaruhi perkembangan mental anak.
Oleh karena itu, keluarga harus menjalankan perannya sebagai sekolah pertama bagi anak. Ibu yang secara fitrah memiliki kedekatan emosional dengan anak memiliki porsi terbesar dalam peran tersebut.
Seorang ayah juga memiliki peran yang tak kalah penting. Ia harus mampu mewujudkan visi misi besar dalam keluarga yang dipimpinnya.
Di sinilah pentingnya komunikasi antar anggota keluarga. Keterbukaan dan saling berempati juga diperlukan untuk menumbuhkan kelekatan antara orang tua dan anak.
Kedua, faktor eksternal. Antara lain mencakup lingkungan, sekolah, sosial media.
Lingkungan yang rusak akan memberikan dampak negatif pada kesehatan mental remaja. Remaja yang hidup dan dibesarkan di tengah lingkungan pemabuk, penjudi, pezina berpotensi besar terpengaruh serta melakukan hal serupa.
Selain itu, tingkat stress yang tinggi di sekolah baik yang berhubungan dengan kurikulum maupun pertemanan juga ikut berkontribusi. Hal ini diperparah oleh penggunaan media sosial yang kurang bijak.
Kesehatan mental remaja tidak semata-mata dipengaruhi oleh kondisi internal keluarga karena ada faktor eksternal yang juga terlibat. Oleh karena itu, semua pihak harus waspada dan perlu bersinergi dalam membentengi remaja dari semua hal yang bisa merusak kesehatan mentalnya.
Kondisi kesehatan mental remaja Indonesia cukup mencengangkan. Hal ini ditunjukkan oleh hasil survei Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS).
Artikel Terkait
Wajib Kamu Tahu, Trik dan Tips Memilih Ulekan Batu Agar Tidak Mengganggu Kesehatan
Jenis Kopi yang Baik Bagi Kesehatan dan Tips Meminumnya
Ternyata Inilah Manfaat Kurma untuk Kesehatan! Pantas Saja Dianjurkan untuk Mengawali Berbuka Puasa!
53 Manfaat Buah Pisang untuk Kesehatan dan Kecantikan, Menjadi Sehat dan Cantik Itu Tak Harus Mahal!
Multitasking, Baik atau Buruk? Ternyata Ini Dampak Multitasking untuk Kesehatan Mental!