• Selasa, 26 September 2023

Cara Menghitung Nilai Break Even Point di Dalam Pengembangan Usaha

- Kamis, 15 Juni 2023 | 19:29 WIB
Cara menghitung BEP (Sumber foto: Kalindo Land)
Cara menghitung BEP (Sumber foto: Kalindo Land)

Penulispro.com - Nilai break even point atau biasa dikenal dengan titik impas, ketika suatu usaha berada pada titik yang berimbang antara keuntungan dan kerugian.

Mengetahui cara menghitung nilai break even point setidaknya bisa menjadi ancang-ancang bagi seorang pengusaha untuk lebih menjaga produksinya.

Nilai break even point juga berguna untuk memperhitungkan dan menjadi acuan bagi pengembalian modal usaha, apabila memang ada modal-modal usaha yang dipinjam oleh suatu perusahaan.

Apa Itu Break Even Point?

Break even point atau dikenal dengan penyebutan singkatan BEP merupakan titik impas yang dapat menjadi patokan bagi seorang pengusaha apakah perusahaannya mengalami kemajuan atau bahkan kemunduran.

Baca Juga: Mengenal Sosok Istri Nabi Musa, Shafura yang di Dalam Al-Quran Dikatakan Berjalan dengan Penuh Rasa Malu

Dengan mengetahui nilai BEP ini maka setidaknya menjadi gambaran bagi seorang pengusaha untuk melakukan antisipasi agar nilai BEP tidak terlalu lebih tinggi dari harga yang berlaku, dan juga tidak lebih kecil daripada jumlah produksi yang dihasilkan.

Atau secara sederhana arti dari nilai BEP adalah suatu keadaan di mana suatu usaha tidak memperoleh laba dan tidak juga menderita suatu kerugian, dalam arti perusahaan berada pada ‘titik impas’ atau titik balance di dalam margin keuangan dan produksinya.

Manfaat dari Mengetahui BEP

Mengetahui nilai break even point itu bisa menjadi alat untuk menganalisa kondisi suatu perusahaan, karena analisis BEP digunakan untuk mengetahui jangka waktu pengembalian modal atau investasi usaha apabila memang ada proses peminjaman dalam keberlangsungan perusahaan tersebut.

Sehingga produksi minimal usaha harus bisa menghasilkan atau menjual produknya agar tidak menderita kerugian.

Beberapa manfaat dari mengetahui nilai BEP adalah:

1. Menjadi alat analisa untuk mengetahui kapan waktu pengembalian suatu modal usaha.

2. Menjadi standar atau patokan mengetahui kondisi keuangan perusahaan.

3. Menjadi patokan agar bisa mengetahui berapa standar minimal suatu produk harus dihasilkan.

Halaman:

Editor: Frida Firdiani

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X