Istilah Skenografer sudah cukup familiar dalam dunia seni, terutama sejak zaman dahulu di Yunani, karena kata tersebut berasal dari bahasa Yunani yakni ‘skini’ yang berarti panggung atau pentas, serta ‘grafo’ yang berarti menuliskan atau menggambarkan.
Sehingga Skenografi sangat erat berhubungan dengan disiplin kerja yang menangani segala hal di atas panggung atau pentas.
Dan segala hal di atas panggung atau pentas tersebut pasti berkaitan erat dengan dunia hiburan atau seni pertunjukan, seperti seni teater, di mana kata teater sendiri juga berasal dari bahasa Yunani kuno yakni ‘theatron’ yang berarti tempat pertunjukan.
Salah satu keberhasil pertunjukan teater adalah penataan artistic panggung, sebagai wujud unsur seni rupa dalam seni pertunjukan, yang kemudian tata artistik panggung lebih dikenal dengan istilah skenograf, dan orang yang menggeluti disebut sebagai Skenografer.
Tugas-Tugas Seorang Skenografer
Orang yang bekerja sebagai pelaku seni penata panggung atau skenograf, biasanya memiliki beberapa tanggung jawab dalam pekerjaannya.
Tugas utama seorang Skenografer adalah menata panggung dengan artistic, dan mempertimbangkan beberapa unsur yang harus terpenuhi di atas panggung, yakni unsur teks, unsur suara, unsur gerak, dan unsur seni rupa.
Kalau semua unsur berkaitan dengan profesi-profesi lainnya, maka unsur seni rupa benar-benar harus dikuasai oleh seorang skenograf professional, yakni penguasaan terhadap unsur seperti bentuk, garis, warna, cahaya, tekstur dan ruang.
Selain itu juga seorang Skenografer harus bisa bertugas dalam mendesain panggung sesuai tema naskah yang akan dipertunjukkan, melalui dua jenis konsep property yakni set property dan hand property.
Set property yang dimaksud adalah perlengkapan panggung yang dapat dipindah-pindah seperti meja, partisi, kursi, karpet, vas, lemari dan lainnya.
Sementara yang dimaksud dengan hand property adalah perlengkapan yang dapat dibawa-bawa oleh pemain atau artis, seperti kipas, pedang, pulpen, selendang, topi, dompet, tas dan sebagainya.
Perjalanan Seni Pertunjukan Indonesia
Sejarah profesi Skenografer dalam bidang skenografi memang tak bisa terlepas dari perjalanan seni pertunjukan terutama pertunjukan seni tradisional di Indonesia.
Berdasarkan pendapat Jacob Sumardjo sebagai pengamat sekaligus pelaku seni, perkembangan seni pertunjukan khususnya teater modern Indonesia, dibagi dalam lima periode.
Lima periode tersebut yakni masa Perintisan Teater Modern pada 1885-1925, masa Kebangkitan Teater Modern pada 1925-1941, masa Perkembangan Teater Modern di tahun 1942-1970, masa Teater Mutakhir pada 1970-an hingga 1980-an.
Artikel Terkait
Pertimbangan dalam Menentukan Nilai Jual Suatu Produk, Bukan Hanya Tentang Efisiensi Produksi Saja!
Ingin Menjadi Petani Buah Naga? Ketahui Lebih Dulu Prospek Bisnis Buah Naga Ini!
Menjadi Freelancer Harus Investasi: Inilah Jenis Investasi yang Cocok, Ternyata Bisa dengan Modal Kecil
Inilah Teknis Wawancara Online yang Mudah Dipahami Dalam Memperoleh Kerja
Beberapa Cara Mencari Kerja Online Bagi Para Pemburu Kerja Sampingan